Bismillah..

Rabu, 13 Mei 2009

Modul 4


KAJIAN AL-QUR’AN SURAT AL-ISRA (17):26-27
TENTANG PERINTAH MENYANTUNI KAUM DHUAFA

Tadarus Al-Qur’an (5-10 menit)

1. Membaca QS.Al-Baqarah {2}:267 dan QS.An-Nur {24}:22 Secara tartil sebelum mempelajari modul ini


2. Terjemahkan arti bacaan dan sebutkan isi kandungannya.


1.Pendahuluan

A. Deskripsi Materi

Keimanan merupakan nikmat tertinggi yang dianugerahkan Allah SWT kepada manusia.keimanan adalah motor penggerak manusia untuk mengendalikan perkataan,perbuatan,gerak,langkah hingga getaran hati (QS.Al-Anfal{8}.2-4).Bahkan lintasan-lintasan hayal yang bergerak dalam pikiran seseorang pun sangat tergantung pada kemantapan dan ketegaran keimanannya.Bila terjadi sedikit kesenjangan dan ketidakberesan,akan menimbulkan kerusakan pada gerak dan langkah yang dilakukan.

Keimanan yang berintikan kalimat tauhid bukanlah kata-kata tanpa makna,bukan pula janji kosong tanpa konsekuensi apa pun.Tapi kalimat ini merupakan pintu masuk kedalam bangunan islam yang membedakan muslim dan ghairu muslim. Semestinya,pengaruh yang dihasilkan kalimat tauhid menyatu dan nyata dalam kehidupan.seseorang yang memahami secara benar dan berinteraksi dengannya akan menempuh hidup ini dengan penuh perhitungan.Setiap gerak dan diamnya merupakan realisasi ikrar yang telah diucapkan.Inilah kalimat yang memberi kekuatan,keteguhan,kesabaran,keberanian dan keyakinan yang dalam ketika meniti kehidupan (QS.At-Taubah {9}:20 dan QS.Al-Anfal {8}:74-75)

Realisasi itu diwujudkan dalam semua aspek kehidupan,diantaranya aspek social,karena manusia disamping mahkluk individu sekaligus juga mahkluk social mahkluk yang tidak akan dapat hidup sendiri.Apa pun yang dimiliki seseorang merupakan hasil kerja semua orang,oleh karena itu islam mengajarkan pada umatnya untuk peduli dan berbagi,sehingga kesengajaan social dapat diminimalisir,yang pada akhirnya akan terbentuk masyarakat yang sejahtera (QS.Al-Hasyr {59} :7 dan QS.Az-zukhruf {43};32).

B. Tujuan akhir

Setelah mempelajari modul ini peserta didik dapat:
1. Membaca dengan fasih dan benar berdasarkan ilmu tajwid QS.Al-Isra {17}:26-27.
2. Menjelaskan penerapan Ilmu Tajwid dalam QS.Al-Isra {17}: 26-27.
3. Menyalin dengan benar QS.Al-Araf {17}: 26-27 sesuai kaidah penulisan bahasa arab.
4. Menterjemahkan dan menyimpulkan kandungan QS.Al-Isra{17}26-27 yang berkaitan dengan perintah menyantuni kaum dhuafa
5. Menunjukan prilaku yang mencerminkan isi QS.Al-Isra {17}:26-27.

C. Kompetensi

Kompetensi yang harus dikuasai pada modul ini adalah:
Membaca dan memahami ayat-ayat tentang perintah menyantuni kaum dhuafa

II.Pembelajaran

Uraian Materi


Al-Quran surat Al-Isra {17};26-27 tentang perintah menyantuni kaum dhuafa

a.Salin kedalam buku tugas agama kemudian bacalah dengan fasih sesuai kaidah ilmu tajwid Qur’an Surat Al- Isra (17) : 26- 27 !

Terjemah ayat :
”Dan berikan kepada keluaga-keluarga yang dekat akan haknya,kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan,dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros.Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada TuhanNya.’’

b.Temukan hukum- hukum tajwid yang terkandung dalam surat Al- Isra (17):26-27 !

e.Kandungan isi QS.Al-Isra [17];26-27.

Ayat ini mengandung dua konsep ajaran islam yang berbeda tetapi saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain(pahami QS.Al-Maun {107}).

Pada setiap harta seseorang terdapat milik orang lain, karena secara tidak langsung harta yang dimiliki merupakan hasil bantuan orang lain (QS.Adz-Dzariat{51}:19).mengenai distribusi pemberian hak,hendaklah kaum kerabat didahulukan kemudian orang-orang yang hidup dalam kemiskinan, juga orang-orang yang sangat membutuhkan termasuk ibnu sabil atau musafir ( QS.Al-Baqarah {2}:177 ).

Dengan di tunaikannya hak dengan cara yang baik, juga pelayanan yang prima yang telah diberikan, maka dengan sendirinya akan mempererat persaudaraan dan tali kasih sayang( QS.At-Taubah {9}: 103).

Memberi kepada orang lain merupakan perbuatan yang sangat mulia karena dapat meringankan beban orang lain, sementara menghambur-hamburkan harta merupakan perbuatan yang sangat tercela ( QS. Al-Isra {17} : 29), karena mengikuti gaya hidup syetan dengan menggumbar hawa nafsu yang ada pada diri sendiri ( QS.Al-Isra {17} : 21). Dan syetan itu sendiri makhluk yang sangat ingkar kepada tuhannya ( QS.An-Nuur{24}.21).

f. Menunjukkan sikap dan perilaku yang mencerminkan QS.Al-Isra{17} : 26-27.

1. Kesadaran manusia tentang dirinya, disamping sebagai makhluk individual juga sekaligus makhluk sosial.
2. Untuk mencapai masyarakat yang sejahtera hendaknya manusia mau berbagi terhadap sesama.
3. Dalam berbagi hendaknya ada skala prioritas.
4. Hindari sifat bakhil, kikir, tamak, serakah dan boros karena semua itu adalah perilaku syetan yang berbentuk hawa nafsu.

Sumber : Buku Modul Pelajaran PAI Kelas XI, TIM IMTAQ MGMP PAI

0 komentar: